» » » » » » » » Dari Puncak Gunung Slamet Sampai Pantai Kuta

Sebagai seorang anggota Palada, kami harus mengemban tugas dengan melakukan pengembaraan. Kami sebagai anggota baru Palada Angkatan ke-17 melakukan pengembaraan ke dua buah gunung yang ada di Jawa Tengah, Gunung Slamet (3.432 mdpl) yang merupakan gunugn tertinggi kedua di Pulau Jawa, dan Gunung Merbabu (3.142 mdpl). Adapun yang melakukan pengembaraan kali ini adalah P.067 KV Ayu, Tirza, P.068 KV Harris, dan P.070 KV Ria, serta satu orang pengawal P.065 JK Paulus.
Pengembaraan kami dimulai pada tanggal 2 Agustus 2009. Tempat pertama yang akan kami tuju adalah Gunung Slamet, yang berlokasi di Desa Bambangan, Purbalingga. Untuk sampai ke tempat tujuan, kami naik kereta api dari Stasiun Tanah Abang menuju Purwokerto. Dari sana perjalanan dilanjutkan dengan naik bus sekitar dua jam lamanya untuk tiba di Pos PHPA (Perlindungan Hutan da Pelestarian Alam) Gunung Slamet. Kami berangkat dari Jakarta pukul 06.30 dan tiba di Pos PHPA pukul 17.30. Malam itu kami memutuskan untuk menginap di Pos PHPA dan mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa untuk naik ke Gunung Slamet keesokan harinya.
Tanggal 3 Agustus 2009, tepat pukul 09.00 kami meninggalkan Pos PHPA dan mulai mendaki Gunung Slamet. Kami tiba di base camp yaitu di Pos Samaranthu (Pos IV) pada pukul 16.30, kemudian kami mendirikan tenda untuk bermalam. Keesokan harinya pada pukul 09.30 kami melanjutkan pendakian Gunung Slamet. Pendakian menuju puncak tidaklak mudah. Jalur yang harus kami lewati berpasir dan penuh dengan batu-batuan, sehingga harus berpegangan supaya tidak sampai jatuh. Selama perjalanan kami mendapati hamparan bunga edelweis yang hampir mekar. Hamparan awan yang sangat indah menjadi pemandangan yang sangat memuaskan mata kami. Betapa agung dan dahsyatnya Tuhan kita karena keindahan alam yang diciptakannya. Setibanya di puncak, pemandangan semakin indah yang tak terbayangkan sebelumnya oleh kami. Awan terbentang luas, dan tampak dua puncak gunung yang ada di Jawa Tengah juga, yaitu Gunung Sumbing. UNtuk sampai ke puncak, medan yang harus ditempuh adalah bebatuan besar yang mudah longsor, dan tidak ada satupun tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pegangan.
Kami tiba di puncak Gunung Slamet pada pukul 12.30, kemudian turun kembali ke base camp dan dilanjutkan ke Pos PHPA. Dari puncak sampai ke Pos PHPA memakan waktu empat jam. Kami bermalam di Pos PHPA, kami dikejutkan oleh beberapa senior Palada yang menyusul. Kelelahan kami terbayarkan oleh keceriaan para senior yang selalu mendukung kami.
Tanggal 5 Agustus 2009, kami meninggalkan Desa Bambangan dan menuju ke Kopeng, Magelang, untuk melanjutkan pendakian ke Gunung Merbabu. Kami tiba di Kopeng pukul 19.00, dan kami pun bermalam di Pos PHPA Gunung Merbabu. Jumlah kami menjadi 9 orang, sheingga keceriaan semakin terasa dan mengalahkan udara dingin yang sangat menusuk.. Pendakian kami lakukan pada keesokan harinya, kami tidak membawa banyak barang bawaan, karena kami memutuskan untuk naik ke puncak dan langsung turun pada hari itu juga. Kami tiba di puncak Syarif Gunung Merbabu pada pukul 14.00, dan tak lama setelah pengambilan dokumentasi kami langsung turun menuju ke Pos PHPA.
Pada tanggal 7 Agustus 2009, kami memutuskan untuk melanjutkan pengembaraan menuju Pulau Dewata, Bali. Kami naik kereta api ke Banyuwangi, kemudian menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk. Setibanya di Bali, kami tidak lagi buang-buang kesempatan yang indah ini, kami menyewa mobil dan mulai menjelajahi semua tempat wisata yang ada di Bali. Keindahan sunset di Pantai Kuta menambah keceriaan kami di Pulau Bali, Semua rasa penat dan lelah setelah kegiatan mendaki, terbayarkan dengan keindahan dan suasana Bali yang indah.
Pengembaraan kami berakhir setelah sepuluh hari kami meninggalkan kota Jakarta. Kami tiba di Jakarta kembali pada tanggal 11 Agustus 2009, dan tiba di sekretariat Palada pukul 08.30. Sebuah perjalanan yang sangat panjang namun penuh dengan keceriaan dan kekaguman. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan, karena Dia yang selalu menjaga dan melindungi kami semua selama pengembaraan ini.
"Tak ada yang bisa menggantikan alam yang Tuhan ciptakan, maka jangan merusak alam kami supaya kami bisa terus bernapas dan tidak kehilangan keindahan alam yang tak kan pernah dapat tergantikan dengan apapun juga". (P.067 KV)

About Admin

PALADA UKRIDA | MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) Universitas Kristen Krida Wacana sejak tahun 1991
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply

×
Judul